Intip 15 Bahaya DBD yang Wajib Diintip

Iman Ibrahim


bahaya dbd

Bahaya DBD (Demam Berdarah Dengue) mengintai, mengancam kesehatan masyarakat. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini tidak boleh dianggap remeh, karena dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian.

Virus dengue yang dibawa nyamuk Aedes aegypti dapat berkembang biak dalam tubuh manusia dan menyerang sel-sel darah putih. Akibatnya, penderita DBD dapat mengalami demam tinggi, sakit kepala hebat, nyeri otot dan sendi, serta ruam pada kulit. Dalam kasus yang parah, DBD dapat menyebabkan pendarahan hebat, penurunan tekanan darah, hingga syok dan kematian.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan endemi DBD tertinggi di dunia. Setiap tahun, ribuan kasus DBD dilaporkan, dengan angka kematian yang tidak sedikit. Untuk mencegah bahaya DBD, penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti memberantas sarang nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, dan menjaga kebersihan lingkungan.

Bahaya DBD

Bahaya DBD mengintai, mengancam kesehatan masyarakat. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini tidak boleh dianggap remeh, karena dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian. Berikut adalah 15 bahaya DBD yang perlu diketahui:

  • Demam tinggi
  • Sakit kepala hebat
  • Nyeri otot dan sendi
  • Ruam pada kulit
  • Pendarahan hebat
  • Penurunan tekanan darah
  • Syok
  • Kematian
  • Gangguan fungsi organ
  • Ensefalitis
  • Miokarditis
  • Gagal ginjal
  • Sindrom syok dengue
  • Aborsi spontan
  • Kelainan bawaan pada bayi

Bahaya DBD dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Namun, bayi, anak-anak, dan orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius. Oleh karena itu, penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti memberantas sarang nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, dan menjaga kebersihan lingkungan.

Demam tinggi

Demam tinggi merupakan salah satu gejala utama bahaya DBD. Demam ini biasanya muncul secara tiba-tiba dan dapat mencapai suhu 40 derajat Celcius atau lebih.

  • Dehidrasi

    Demam tinggi dapat menyebabkan dehidrasi, karena tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat dan pernapasan. Dehidrasi dapat memperburuk gejala DBD dan meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti syok dan gagal organ.

  • Kejang

    Demam tinggi juga dapat memicu kejang, terutama pada anak-anak. Kejang dapat membahayakan karena dapat menyebabkan cedera atau bahkan kematian.

  • Ensefalitis

    Demam tinggi yang berkepanjangan dapat menyebabkan ensefalitis, yaitu peradangan pada otak. Ensefalitis dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, muntah, kebingungan, dan kejang. Dalam kasus yang parah, ensefalitis dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.

  • Sindrom syok dengue

    Demam tinggi yang disertai dengan kebocoran plasma darah dapat menyebabkan sindrom syok dengue. Sindrom syok dengue adalah komplikasi DBD yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.

Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami demam tinggi yang disertai dengan gejala DBD lainnya, seperti sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta ruam pada kulit.

Sakit kepala hebat

Sakit kepala hebat adalah salah satu gejala bahaya DBD yang tidak boleh disepelekan. Sakit kepala yang menyerang penderita DBD biasanya sangat intens dan dapat berlangsung selama beberapa hari.

  • Tekanan pada otak

    Virus dengue dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada otak, yang dapat meningkatkan tekanan di dalam kepala dan memicu sakit kepala hebat.

  • Dehidrasi

    Demam tinggi yang menyertai DBD dapat menyebabkan dehidrasi, yang dapat memperburuk sakit kepala dan memperlambat pemulihan.

  • Gangguan fungsi saraf

    Virus dengue dapat merusak saraf di otak, yang dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, dan gangguan penglihatan.

  • Sindrom syok dengue

    Sakit kepala hebat yang disertai dengan penurunan tekanan darah dan kebocoran plasma darah dapat menjadi tanda sindrom syok dengue, komplikasi DBD yang sangat berbahaya dan dapat mengancam jiwa.

Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami sakit kepala hebat yang disertai dengan gejala DBD lainnya, seperti demam tinggi, nyeri otot dan sendi, serta ruam pada kulit.

Nyeri otot dan sendi

Nyeri otot dan sendi merupakan gejala bahaya DBD yang sering dikeluhkan penderita. Nyeri ini biasanya muncul secara tiba-tiba dan dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

  • Peradangan otot

    Virus dengue dapat menyebabkan peradangan pada otot, yang memicu rasa sakit dan nyeri. Peradangan ini dapat diperburuk oleh demam dan dehidrasi yang menyertai DBD.

  • Gangguan sistem saraf

    Virus dengue dapat merusak saraf di otot dan sendi, yang menyebabkan nyeri, kesemutan, dan kelemahan.

  • Trombositopenia

    DBD dapat menyebabkan trombositopenia, yaitu penurunan jumlah trombosit dalam darah. Trombosit berperan penting dalam pembekuan darah, sehingga trombositopenia dapat menyebabkan perdarahan dan nyeri otot dan sendi.

  • Sindrom syok dengue

    Nyeri otot dan sendi yang disertai dengan penurunan tekanan darah dan kebocoran plasma darah dapat menjadi tanda sindrom syok dengue, komplikasi DBD yang sangat berbahaya dan dapat mengancam jiwa.

Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami nyeri otot dan sendi yang disertai dengan gejala DBD lainnya, seperti demam tinggi, sakit kepala, dan ruam pada kulit.

Ruam pada kulit

Ruam pada kulit merupakan salah satu gejala bahaya dbd yang tidak boleh dianggap remeh. Ruam ini biasanya muncul pada hari ke-2 atau ke-3 setelah penderita digigit nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus dengue.

Ruam pada dbd biasanya berupa bintik-bintik merah kecil yang tersebar di seluruh tubuh. Bintik-bintik ini dapat disertai dengan rasa gatal dan nyeri. Pada kasus yang parah, ruam dapat berubah menjadi lebam atau bahkan luka terbuka.

Ruam pada kulit pada bahaya dbd disebabkan oleh reaksi alergi tubuh terhadap virus dengue. Reaksi alergi ini menyebabkan pelebaran pembuluh darah di kulit, sehingga terjadi kebocoran plasma darah dan sel-sel darah merah ke jaringan sekitarnya. Hal ini yang menyebabkan munculnya bintik-bintik merah pada kulit.

Ruam pada kulit pada bahaya dbd dapat menjadi tanda bahwa penyakit telah memasuki fase kritis. Pada fase ini, virus dengue telah menyebar ke seluruh tubuh dan dapat menyerang organ-organ vital, seperti hati, ginjal, dan otak. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami ruam pada kulit yang disertai dengan gejala bahaya dbd lainnya, seperti demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri otot dan sendi.

Pendarahan hebat

Pendarahan hebat merupakan salah satu komplikasi bahaya dbd yang paling ditakuti. Pendarahan ini dapat terjadi di berbagai organ tubuh, seperti kulit, saluran pencernaan, dan otak. Pendarahan hebat pada bahaya dbd disebabkan oleh rusaknya pembuluh darah akibat infeksi virus dengue.

Virus dengue merusak pembuluh darah dengan cara menginfeksi sel-sel yang melapisi pembuluh darah tersebut. Sel-sel yang terinfeksi virus dengue akan mengeluarkan zat-zat kimia yang menyebabkan peradangan dan kerusakan pada pembuluh darah. Kerusakan pada pembuluh darah ini menyebabkan kebocoran plasma darah dan sel-sel darah merah ke jaringan sekitarnya, sehingga terjadilah pendarahan.

Pendarahan hebat pada bahaya dbd dapat menyebabkan syok dan kematian. Syok terjadi ketika volume darah dalam tubuh berkurang drastis, sehingga tekanan darah turun dan organ-organ vital tidak mendapatkan cukup darah. Kematian dapat terjadi jika pendarahan hebat tidak segera ditangani.

Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami pendarahan hebat yang disertai dengan gejala bahaya dbd lainnya, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta ruam pada kulit.

Penurunan tekanan darah

Penurunan tekanan darah merupakan salah satu komplikasi bahaya dbd yang sangat berbahaya. Penurunan tekanan darah terjadi ketika volume darah dalam tubuh berkurang drastis, sehingga jantung tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan syok dan kematian.

Penurunan tekanan darah pada bahaya dbd disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Pendarahan hebat
  • Kebocoran plasma darah
  • Dehidrasi

Pendarahan hebat merupakan penyebab utama penurunan tekanan darah pada bahaya dbd. Virus dengue merusak pembuluh darah, sehingga terjadi kebocoran plasma darah dan sel-sel darah merah ke jaringan sekitarnya. Hal ini menyebabkan volume darah dalam tubuh berkurang dan tekanan darah turun.

Kebocoran plasma darah juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah pada bahaya dbd. Plasma darah merupakan bagian cair dari darah yang mengandung protein dan nutrisi. Kebocoran plasma darah terjadi ketika virus dengue merusak dinding pembuluh darah, sehingga plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke jaringan sekitarnya. Hal ini menyebabkan volume darah dalam tubuh berkurang dan tekanan darah turun.

Dehidrasi juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah pada bahaya dbd. Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi. Hal ini dapat terjadi karena demam tinggi, muntah, atau diare yang menyertai bahaya dbd. Dehidrasi menyebabkan volume darah dalam tubuh berkurang dan tekanan darah turun.

Penurunan tekanan darah pada bahaya dbd merupakan kondisi yang sangat berbahaya dan dapat mengancam jiwa. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala penurunan tekanan darah, seperti pusing, pandangan kabur, dan pingsan.

Syok

Syok merupakan kondisi medis yang terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup darah untuk memasok oksigen dan nutrisi ke organ-organ vital. Pada bahaya dbd, syok dapat terjadi akibat penurunan tekanan darah yang drastis. Penurunan tekanan darah ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pendarahan hebat, kebocoran plasma darah, dan dehidrasi.

Syok pada bahaya dbd dapat menyebabkan kerusakan organ-organ vital, seperti otak, jantung, dan ginjal. Kerusakan organ-organ vital ini dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, syok merupakan salah satu komplikasi bahaya dbd yang sangat berbahaya dan harus segera ditangani.

Gejala syok pada bahaya dbd antara lain:

  • Pusing
  • Pandangan kabur
  • Pingsan
  • Kulit pucat dan dingin
  • Nafas cepat dan dangkal
  • Denyut nadi cepat dan lemah

Jika Anda mengalami gejala syok pada bahaya dbd, segera cari pertolongan medis. Penanganan syok pada bahaya dbd meliputi pemberian cairan infus, transfusi darah, dan obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah.

Penyebab dan Faktor Risiko Bahaya DBD

Bahaya DBD disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Gigitan Nyamuk Aedes Aegypti
Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor utama virus dengue. Nyamuk ini berkembang biak di genangan air bersih, seperti bak mandi, vas bunga, dan ban bekas. Gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus dengue dapat menularkan virus tersebut ke manusia.

2. Virus Dengue
Virus dengue memiliki empat serotipe, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Infeksi oleh satu serotipe virus dengue memberikan kekebalan terhadap serotipe tersebut, tetapi tidak terhadap serotipe lainnya. Infeksi oleh lebih dari satu serotipe virus dengue dapat meningkatkan risiko terjadinya DBD yang lebih parah.

3. Kondisi Lingkungan
Lingkungan yang kumuh dan padat penduduk merupakan faktor risiko terjadinya bahaya DBD. Kondisi ini menyediakan tempat berkembang biak yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti. Selain itu, kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak juga dapat meningkatkan risiko penularan DBD.

4. Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat meningkatkan risiko terjadinya bahaya DBD yang lebih parah. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi, anak-anak, dan orang tua, lebih rentan mengalami komplikasi DBD.

Cara Mencegah dan Mengatasi Bahaya DBD

Bahaya DBD dapat dicegah dan diatasi dengan melakukan beberapa langkah, antara lain:

1. Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan sarang nyamuk merupakan cara yang efektif untuk mencegah bahaya DBD. Hal ini dapat dilakukan dengan cara 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur. Menguras tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, vas bunga, dan ban bekas, dapat menghilangkan tempat berkembang biak nyamuk. Menutup tempat penampungan air dengan rapat dapat mencegah nyamuk masuk dan bertelur. Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air, seperti kaleng dan botol, dapat menghilangkan tempat berkembang biak nyamuk.

2. Penggunaan Kelambu
Penggunaan kelambu saat tidur dapat mencegah gigitan nyamuk. Kelambu yang digunakan haruslah kelambu yang rapat dan menutupi seluruh tempat tidur.

3. Penggunaan Repelan
Repelan dapat digunakan untuk mencegah gigitan nyamuk. Repelan yang digunakan sebaiknya mengandung DEET, picaridin, atau IR3535. Repelan harus dioleskan ke kulit yang terbuka dan pakaian.

4. Vaksinasi
Vaksinasi merupakan cara yang efektif untuk mencegah bahaya DBD. Vaksin yang tersedia saat ini dapat memberikan perlindungan terhadap empat serotipe virus dengue.

5. Pengobatan
Pengobatan bahaya DBD bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Pengobatan yang diberikan biasanya berupa obat-obatan untuk menurunkan demam, meredakan nyeri, dan mencegah dehidrasi.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru