
Keputihan saat hamil merupakan hal yang umum terjadi, namun perlu diwaspadai jika terjadi secara berlebihan atau disertai gejala lain yang tidak normal. Keputihan yang berlebihan saat hamil dapat mengindikasikan adanya infeksi atau masalah kesehatan lain yang dapat membahayakan ibu dan janin.
Salah satu risiko terbesar dari keputihan berlebihan saat hamil adalah infeksi. Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, atau parasit. Infeksi bakteri yang paling umum adalah vaginosis bakterialis, yang dapat menyebabkan keputihan berwarna putih keabu-abuan, berbau amis, dan disertai rasa gatal atau perih. Infeksi jamur, seperti kandidiasis, juga dapat menyebabkan keputihan yang tebal, menggumpal, dan berwarna putih atau kekuningan. Infeksi parasit, seperti trikomoniasis, dapat menyebabkan keputihan berwarna hijau atau kuning, berbuih, dan berbau tidak sedap.
Selain infeksi, keputihan berlebihan saat hamil juga dapat disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti:
- Perubahan hormonal
- Alergi
- Iritasi
- Kanker serviks
Penting bagi ibu hamil untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan yang berlebihan atau disertai gejala lain yang tidak normal, seperti:
- Bau yang menyengat
- Rasa gatal atau perih
- Nyeri saat buang air kecil
- Pendarahan
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk menentukan penyebab keputihan dan memberikan pengobatan yang tepat. Pengobatan dapat berupa antibiotik, obat antijamur, atau obat parasit, tergantung pada penyebab infeksinya.
bahaya keputihan saat hamil
Keputihan yang berlebihan saat hamil dapat menjadi tanda adanya infeksi atau masalah kesehatan lain yang dapat membahayakan ibu dan janin. Berikut adalah 15 bahaya keputihan saat hamil yang perlu diwaspadai:
- Infeksi bakteri
- Infeksi jamur
- Infeksi parasit
- Vaginosis bakterialis
- Kandidiasis
- Trikomoniasis
- Perubahan hormonal
- Alergi
- Iritasi
- Kanker serviks
- Persalinan prematur
- Berat badan lahir rendah
- Infeksi pada bayi
- Kematian janin
- Kematian ibu
Keputihan yang berlebihan saat hamil dapat menjadi tanda adanya infeksi atau masalah kesehatan lain yang dapat membahayakan ibu dan janin. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan yang berlebihan atau disertai gejala lain yang tidak normal, seperti bau yang menyengat, rasa gatal atau perih, nyeri saat buang air kecil, dan pendarahan. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk menentukan penyebab keputihan dan memberikan pengobatan yang tepat.
Infeksi bakteri
Infeksi bakteri merupakan salah satu bahaya keputihan saat hamil yang perlu diwaspadai. Infeksi ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, seperti Gardnerella vaginalis, Escherichia coli (E. coli), dan Staphylococcus aureus. Bakteri-bakteri ini dapat masuk ke dalam vagina melalui berbagai cara, seperti hubungan seksual, penggunaan tampon atau pembalut yang tidak bersih, atau kurang menjaga kebersihan organ intim.
-
Vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis adalah infeksi bakteri yang paling umum terjadi pada wanita hamil. Infeksi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat di dalam vagina. Gejala vaginosis bakterialis antara lain keputihan berwarna putih keabu-abuan, berbau amis, dan disertai rasa gatal atau perih. Jika tidak diobati, vaginosis bakterialis dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan berat badan lahir rendah.
-
Infeksi saluran kemih (ISK)
ISK adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih, termasuk kandung kemih, ureter, dan ginjal. Gejala ISK antara lain nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, dan urine berwarna keruh atau berbau tidak sedap. Jika tidak diobati, ISK dapat menyebar ke ginjal dan menyebabkan infeksi yang lebih serius.
-
Korioamnionitis
Korioamnionitis adalah infeksi bakteri pada selaput ketuban dan cairan ketuban. Infeksi ini dapat terjadi pada akhir kehamilan atau persalinan. Gejala korioamnionitis antara lain demam, menggigil, nyeri perut, dan ketuban pecah dini. Jika tidak diobati, korioamnionitis dapat menyebabkan persalinan prematur, infeksi pada bayi, dan bahkan kematian janin.
Infeksi bakteri pada ibu hamil dapat membahayakan ibu dan janin. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga kebersihan organ intim, menghindari hubungan seksual berisiko, dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala infeksi bakteri.
Infeksi jamur
Infeksi jamur merupakan salah satu bahaya keputihan saat hamil yang perlu diwaspadai. Infeksi ini dapat disebabkan oleh jamur Candida, yang secara alami terdapat dalam jumlah kecil di dalam vagina. Namun, jika jumlah jamur Candida berlebihan, dapat menyebabkan infeksi yang disebut kandidiasis.
-
Kandidiasis vagina
Kandidiasis vagina adalah infeksi jamur yang paling umum terjadi pada wanita hamil. Infeksi ini menyebabkan keputihan yang tebal, menggumpal, dan berwarna putih atau kekuningan. Gejala lainnya termasuk rasa gatal atau perih pada vagina dan vulva, serta nyeri saat buang air kecil. Jika tidak diobati, kandidiasis vagina dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan berat badan lahir rendah.
-
Kandidiasis sistemik
Kandidiasis sistemik adalah infeksi jamur yang telah menyebar ke aliran darah dan organ lain. Infeksi ini jarang terjadi, tetapi dapat terjadi pada wanita hamil dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Gejala kandidiasis sistemik dapat meliputi demam, menggigil, nyeri otot, dan ruam kulit.
Infeksi jamur pada ibu hamil dapat membahayakan ibu dan janin. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga kebersihan organ intim, menghindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu, dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala infeksi jamur.
Infeksi parasit
Infeksi parasit merupakan salah satu bahaya keputihan saat hamil yang perlu diwaspadai. Infeksi ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis parasit, seperti Trichomonas vaginalis, Giardia lamblia, dan Entamoeba histolytica. Parasit-parasit ini dapat masuk ke dalam vagina melalui berbagai cara, seperti hubungan seksual, penggunaan air yang terkontaminasi, atau kurang menjaga kebersihan organ intim.
-
Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah infeksi parasit yang paling umum terjadi pada wanita hamil. Infeksi ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Gejala trikomoniasis antara lain keputihan berwarna hijau atau kuning, berbuih, dan berbau tidak sedap. Jika tidak diobati, trikomoniasis dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan berat badan lahir rendah.
-
Giardiasis
Giardiasis adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh parasit Giardia lamblia. Parasit ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. Gejala giardiasis antara lain diare, kram perut, dan mual. Infeksi ini dapat menyebabkan dehidrasi dan kekurangan nutrisi pada ibu hamil.
-
Amebiasis
Amebiasis adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica. Parasit ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. Gejala amebiasis antara lain diare berdarah, kram perut, dan demam. Infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti abses hati dan usus besar.
Infeksi parasit pada ibu hamil dapat membahayakan ibu dan janin. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga kebersihan organ intim, menghindari penggunaan air yang terkontaminasi, dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala infeksi parasit.
Vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis merupakan infeksi bakteri yang paling umum terjadi pada wanita hamil. Infeksi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat di dalam vagina. Gejala vaginosis bakterialis antara lain keputihan berwarna putih keabu-abuan, berbau amis, dan disertai rasa gatal atau perih. Jika tidak diobati, vaginosis bakterialis dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan berat badan lahir rendah.
-
Peningkatan risiko persalinan prematur
Vaginosis bakterialis dapat menyebabkan persalinan prematur karena bakteri yang menginfeksi vagina dapat menghasilkan zat-zat yang merangsang kontraksi rahim. Persalinan prematur dapat membahayakan bayi, karena bayi yang lahir prematur memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan, infeksi, dan keterlambatan perkembangan.
-
Peningkatan risiko berat badan lahir rendah
Vaginosis bakterialis juga dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah karena infeksi dapat menyebabkan peradangan pada rahim dan plasenta. Peradangan ini dapat mengganggu aliran darah ke bayi, sehingga bayi tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
-
Peningkatan risiko infeksi pada bayi
Bayi yang lahir dari ibu dengan vaginosis bakterialis memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi, seperti infeksi mata, infeksi saluran pernapasan, dan infeksi kulit. Hal ini karena bakteri yang menginfeksi vagina dapat ditularkan ke bayi saat persalinan.
-
Peningkatan risiko komplikasi kehamilan lainnya
Vaginosis bakterialis juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan lainnya, seperti ketuban pecah dini, infeksi rahim setelah melahirkan, dan endometritis (infeksi pada lapisan rahim).
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga kebersihan organ intim, menghindari hubungan seksual berisiko, dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala vaginosis bakterialis agar dapat segera diobati dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Kandidiasis
Kandidiasis merupakan infeksi jamur yang dapat menyebabkan keputihan berlebihan saat hamil. Infeksi ini disebabkan oleh jamur Candida, yang secara alami terdapat dalam jumlah kecil di dalam vagina. Namun, jika jumlah jamur Candida berlebihan, dapat menyebabkan infeksi yang disebut kandidiasis.
Kandidiasis saat hamil dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan berat badan lahir rendah. Hal ini karena infeksi jamur dapat menyebabkan peradangan pada rahim dan plasenta. Peradangan ini dapat mengganggu aliran darah ke bayi, sehingga bayi tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Selain itu, bayi yang lahir dari ibu dengan kandidiasis juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi, seperti infeksi mata, infeksi saluran pernapasan, dan infeksi kulit. Hal ini karena jamur Candida dapat ditularkan ke bayi saat persalinan.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga kebersihan organ intim dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala kandidiasis, seperti keputihan yang tebal, menggumpal, dan berwarna putih atau kekuningan, serta rasa gatal atau perih pada vagina dan vulva.
Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan infeksi parasit yang dapat menyebabkan keputihan berlebihan saat hamil. Infeksi ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis, yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Trikomoniasis merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang umum terjadi, terutama pada wanita usia muda dan aktif secara seksual.
-
Peningkatan risiko persalinan prematur
Trikomoniasis dapat meningkatkan risiko persalinan prematur karena parasit dapat menyebabkan peradangan pada rahim dan serviks. Peradangan ini dapat memicu kontraksi rahim dan menyebabkan kelahiran prematur.
-
Peningkatan risiko berat badan lahir rendah
Trikomoniasis juga dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah karena infeksi dapat menyebabkan gangguan pada plasenta. Plasenta berfungsi sebagai penghubung antara ibu dan janin, sehingga gangguan pada plasenta dapat mengganggu aliran nutrisi dan oksigen ke janin.
-
Peningkatan risiko infeksi pada bayi
Bayi yang lahir dari ibu dengan trikomoniasis memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi, seperti infeksi mata, infeksi saluran pernapasan, dan infeksi kulit. Hal ini karena parasit dapat ditularkan ke bayi saat persalinan.
-
Peningkatan risiko komplikasi kehamilan lainnya
Trikomoniasis juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan lainnya, seperti ketuban pecah dini, infeksi rahim setelah melahirkan, dan endometritis (infeksi pada lapisan rahim).
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dan mengobati trikomoniasis sejak dini. Pengobatan trikomoniasis biasanya menggunakan antibiotik yang diresepkan oleh dokter.
Perubahan hormonal
Perubahan hormonal merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan keputihan berlebihan saat hamil. Hormon kehamilan, seperti estrogen dan progesteron, dapat menyebabkan perubahan pada keseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat di dalam vagina. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi, seperti vaginosis bakterialis dan kandidiasis, yang dapat menyebabkan keputihan berlebihan.
-
Peningkatan risiko infeksi
Perubahan hormonal selama kehamilan dapat meningkatkan risiko infeksi pada vagina. Hal ini karena hormon kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada pH vagina, sehingga menjadi lebih basa. pH yang lebih basa dapat membuat vagina lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan jamur.
-
Peningkatan risiko vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis adalah infeksi bakteri yang paling umum terjadi pada wanita hamil. Infeksi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat di dalam vagina. Perubahan hormonal selama kehamilan dapat menyebabkan ketidakseimbangan ini, sehingga meningkatkan risiko vaginosis bakterialis.
-
Peningkatan risiko kandidiasis
Kandidiasis adalah infeksi jamur yang dapat menyebabkan keputihan berlebihan. Infeksi ini disebabkan oleh jamur Candida, yang secara alami terdapat dalam jumlah kecil di dalam vagina. Perubahan hormonal selama kehamilan dapat menyebabkan pertumbuhan jamur Candida yang berlebihan, sehingga meningkatkan risiko kandidiasis.
-
Peningkatan risiko komplikasi kehamilan
Keputihan berlebihan akibat perubahan hormonal dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti persalinan prematur dan berat badan lahir rendah. Hal ini karena infeksi yang mendasari keputihan berlebihan dapat menyebabkan peradangan pada rahim dan plasenta, yang dapat mengganggu perkembangan janin.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga kebersihan organ intim dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan berlebihan. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab keputihan dan memberikan pengobatan yang tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Penyebab Berbahaya Keputihan Saat Hamil
Keputihan yang berlebihan saat hamil dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Infeksi
- Perubahan hormonal
- Alergi
- Iritasi
- Diabetes
- Penyakit menular seksual (PMS)
Infeksi merupakan penyebab paling umum keputihan berlebihan saat hamil. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, atau parasit. Infeksi bakteri seperti vaginosis bakterialis dan kandidiasis dapat menyebabkan keputihan yang berbau tidak sedap dan berwarna putih atau keabu-abuan. Sementara itu, infeksi parasit seperti trikomoniasis dapat menyebabkan keputihan yang berwarna hijau atau kuning dan berbusa.
Perubahan hormonal selama kehamilan juga dapat menyebabkan keputihan berlebihan. Hormon kehamilan seperti estrogen dan progesteron dapat mengubah keseimbangan bakteri baik dan jahat di dalam vagina, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Selain itu, alergi dan iritasi juga dapat menyebabkan keputihan berlebihan. Bahan-bahan tertentu dalam sabun, deterjen, atau pembalut dapat mengiritasi vagina dan menyebabkan keputihan.
Diabetes dan penyakit menular seksual (PMS) juga dapat meningkatkan risiko keputihan berlebihan saat hamil. Wanita hamil dengan diabetes memiliki kadar gula darah yang tinggi, yang dapat menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri dan jamur. Sementara itu, PMS seperti klamidia dan gonore dapat menyebabkan peradangan pada vagina dan serviks, yang dapat menyebabkan keputihan.
Cara Mencegah dan Mengatasi Keputihan Berlebih saat Hamil
Keputihan berlebih saat hamil merupakan masalah yang umum terjadi, namun dapat dicegah dan diatasi dengan cara yang tepat. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah dan mengatasi keputihan berlebih saat hamil:
Menjaga Kebersihan Organ Intim
- Bersihkan organ intim secara teratur dengan air hangat dan sabun yang lembut.
- Gunakan handuk bersih untuk mengeringkan organ intim setelah mandi atau buang air kecil.
- Ganti pakaian dalam secara teratur, terutama setelah berkeringat atau berolahraga.
- Hindari penggunaan sabun atau pembersih kewanitaan yang mengandung pewangi atau bahan kimia keras.
Menggunakan Pakaian Dalam yang Nyaman
- Pilih pakaian dalam yang terbuat dari bahan alami, seperti katun, yang dapat menyerap keringat dengan baik.
- Hindari penggunaan pakaian dalam yang ketat atau terbuat dari bahan sintetis.
- Ganti pakaian dalam segera jika basah atau kotor.
Menghindari Hubungan Seksual Berisiko
- Hindari berhubungan seksual dengan pasangan yang memiliki infeksi menular seksual (IMS).
- Gunakan kondom setiap kali berhubungan seksual untuk mencegah penularan IMS.
Mengonsumsi Makanan Sehat
- Konsumsi makanan yang kaya akan probiotik, seperti yogurt dan kefir, untuk menjaga keseimbangan bakteri baik di dalam vagina.
- Makan makanan yang kaya akan vitamin C, seperti buah-buahan dan sayuran, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
- Hindari makanan yang tinggi gula dan karbohidrat olahan, karena dapat meningkatkan kadar gula darah dan menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan jamur.
Mengelola Stres
- Temukan cara yang sehat untuk mengelola stres, seperti yoga, meditasi, atau jalan kaki.
- Tidur yang cukup dan berkualitas untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
- Hindari merokok dan konsumsi alkohol, karena dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Periksakan Diri ke Dokter Secara Rutin
- Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk memantau kesehatan ibu dan janin.
- Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan yang berlebihan, berbau tidak sedap, atau disertai gejala lain, seperti gatal atau nyeri.