Intip 15 Bahaya Penyakit Kuning pada Bayi yang Bikin Penasaran

Iman Ibrahim


bahaya penyakit kuning pada bayi

Penyakit kuning pada bayi atau hiperbilirubinemia adalah kondisi ketika kadar bilirubin, pigmen kuning yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah, menumpuk di dalam darah bayi. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit dan bagian putih mata bayi tampak kuning.

Penumpukan bilirubin yang berlebihan dapat berbahaya bagi bayi, terutama pada bayi baru lahir. Bilirubin dapat menumpuk di otak dan menyebabkan kerusakan yang dikenal sebagai kern ikterus. Kern ikterus dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jangka panjang, seperti gangguan pendengaran, cerebral palsy, dan bahkan kematian.

Faktor risiko penyakit kuning pada bayi meliputi:

  • Bayi prematur atau lahir dengan berat badan rendah
  • Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
  • Bayi yang mengalami dehidrasi
  • Bayi yang memiliki kelainan genetik tertentu

Gejala penyakit kuning pada bayi dapat bervariasi tergantung pada kadar bilirubin dalam darah. Gejala ringan meliputi kulit dan bagian putih mata yang tampak kuning. Gejala yang lebih parah dapat meliputi:

  • Kantuk yang berlebihan
  • Sulit menyusu
  • Demam
  • Kejang

Penyakit kuning pada bayi dapat diobati dengan fototerapi, yaitu terapi cahaya yang membantu memecah bilirubin. Dalam kasus yang lebih parah, bayi mungkin memerlukan transfusi tukar untuk mengeluarkan bilirubin dari darah.

bahaya penyakit kuning pada bayi

Penyakit kuning pada bayi atau hiperbilirubinemia adalah kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang serius jika tidak ditangani dengan tepat. Berikut adalah 15 bahaya penyakit kuning pada bayi yang perlu diketahui:

  • Kerusakan otak
  • Gangguan pendengaran
  • Cerebral palsy
  • Kejang
  • Koma
  • Kematian
  • Hiperbilirubinemia
  • Ikterus
  • Kern ikterus
  • Ensefalopati bilirubin
  • Ataksia
  • Disartria
  • Atetosis
  • Tremor
  • Koreoatetosis

Penyakit kuning pada bayi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan bayi, infeksi, dan kelainan genetik. Gejala penyakit kuning pada bayi dapat bervariasi tergantung pada kadar bilirubin dalam darah. Gejala ringan meliputi kulit dan bagian putih mata yang tampak kuning. Gejala yang lebih parah dapat meliputi kantuk yang berlebihan, sulit menyusu, demam, dan kejang.

Jika Anda melihat gejala penyakit kuning pada bayi Anda, segera bawa bayi Anda ke dokter. Penyakit kuning pada bayi dapat diobati dengan fototerapi, yaitu terapi cahaya yang membantu memecah bilirubin. Dalam kasus yang lebih parah, bayi mungkin memerlukan transfusi tukar untuk mengeluarkan bilirubin dari darah.

Kerusakan otak

Kerusakan otak adalah salah satu komplikasi paling serius dari penyakit kuning pada bayi. Bilirubin, zat kuning yang menumpuk di darah bayi dengan penyakit kuning, dapat melewati sawar darah otak dan masuk ke otak. Di otak, bilirubin dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan sel-sel otak.

Kerusakan otak akibat penyakit kuning dapat menyebabkan berbagai masalah jangka panjang, termasuk:

  • Gangguan pendengaran
  • Cerebral palsy
  • Kejang
  • Keterlambatan perkembangan
  • Disabilitas intelektual

Dalam kasus yang parah, kerusakan otak akibat penyakit kuning dapat menyebabkan kematian.

Penting untuk mendeteksi dan mengobati penyakit kuning pada bayi sejak dini untuk mencegah kerusakan otak. Jika Anda melihat tanda-tanda penyakit kuning pada bayi Anda, seperti kulit dan bagian putih mata yang menguning, segera bawa bayi Anda ke dokter.

Gangguan pendengaran

Gangguan pendengaran adalah salah satu komplikasi serius dari penyakit kuning pada bayi. Bilirubin, zat kuning yang menumpuk di darah bayi dengan penyakit kuning, dapat melewati sawar darah otak dan masuk ke dalam telinga bagian dalam. Di telinga bagian dalam, bilirubin dapat merusak sel-sel rambut yang bertanggung jawab untuk pendengaran.

Gangguan pendengaran akibat penyakit kuning dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Dalam kasus yang ringan, gangguan pendengaran dapat bersifat sementara dan akan membaik seiring dengan berkurangnya kadar bilirubin dalam darah. Namun, dalam kasus yang lebih parah, gangguan pendengaran akibat penyakit kuning dapat bersifat permanen.

Gangguan pendengaran akibat penyakit kuning dapat berdampak signifikan pada perkembangan dan kualitas hidup anak. Anak-anak dengan gangguan pendengaran mungkin mengalami kesulitan belajar berbicara dan berbahasa, serta kesulitan bersosialisasi dengan teman sebaya. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari.

Cerebral palsy

Cerebral palsy adalah suatu kondisi yang ditandai dengan gangguan gerakan dan postur tubuh. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan pada otak yang terjadi sebelum atau selama kelahiran. Penyakit kuning pada bayi dapat menyebabkan kerusakan otak yang dapat menyebabkan cerebral palsy.

  • Spastic cerebral palsy
    Spastic cerebral palsy adalah jenis cerebral palsy yang paling umum. Kondisi ini menyebabkan otot-otot menjadi kaku dan tegang, sehingga sulit untuk bergerak.
  • Athetoid cerebral palsy
    Athetoid cerebral palsy menyebabkan gerakan yang tidak disengaja dan tidak terkendali. Gerakan-gerakan ini dapat terjadi pada lengan, kaki, atau wajah.
  • Ataxic cerebral palsy
    Ataxic cerebral palsy menyebabkan masalah dengan keseimbangan dan koordinasi. Anak-anak dengan ataxic cerebral palsy mungkin kesulitan berjalan, berbicara, atau makan.
  • Mixed cerebral palsy
    Mixed cerebral palsy adalah kombinasi dari dua atau lebih jenis cerebral palsy.

Cerebral palsy dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kesulitan belajar, masalah bicara, dan masalah penglihatan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan disabilitas fisik, seperti kesulitan berjalan atau menggunakan tangan.

Kejang

Kejang adalah gangguan fungsi otak yang menyebabkan perubahan kesadaran, gerakan, dan perilaku yang tidak terkendali. Kejang dapat terjadi pada bayi dengan penyakit kuning akibat kadar bilirubin yang tinggi dalam darah. Bilirubin dapat menumpuk di otak dan menyebabkan kerusakan sel-sel otak, sehingga memicu kejang.

  • Gangguan Fungsi Otak
    Bilirubin yang menumpuk di otak dapat mengganggu fungsi normal sel-sel otak, sehingga menyebabkan gangguan kesadaran, gerakan, dan perilaku.
  • Kerusakan Sel-sel Otak
    Bilirubin dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sel-sel otak, sehingga dapat menyebabkan gangguan fungsi otak jangka panjang, seperti keterlambatan perkembangan dan disabilitas intelektual.
  • Hipoksia
    Kejang dapat menyebabkan hipoksia, yaitu kekurangan oksigen di otak. Hipoksia dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak dan memperburuk kondisi penyakit kuning.
  • Kematian
    Dalam kasus yang parah, kejang akibat penyakit kuning dapat menyebabkan kematian. Kejang yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki.

Kejang pada bayi dengan penyakit kuning merupakan kondisi yang sangat serius dan memerlukan penanganan medis segera. Penanganan yang tepat dapat membantu mencegah kerusakan otak permanen dan risiko kematian.

Koma

Koma adalah kondisi di mana seseorang tidak sadarkan diri dan tidak dapat dibangunkan. Koma dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit kuning pada bayi.

  • Gangguan Fungsi Otak
    Bilirubin yang menumpuk di otak dapat mengganggu fungsi normal sel-sel otak, sehingga menyebabkan gangguan kesadaran, gerakan, dan perilaku. Hal ini dapat menyebabkan koma jika kadar bilirubin sangat tinggi.
  • Hipoksia
    Kejang yang berkepanjangan akibat penyakit kuning dapat menyebabkan hipoksia, yaitu kekurangan oksigen di otak. Hipoksia dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak dan memperburuk kondisi penyakit kuning, sehingga dapat menyebabkan koma.
  • Edema Serebral
    Penyakit kuning yang tidak diobati dapat menyebabkan penumpukan cairan di otak, yang dikenal sebagai edema serebral. Edema serebral dapat meningkatkan tekanan di dalam tengkorak dan menyebabkan koma.
  • Kematian
    Dalam kasus yang parah, koma akibat penyakit kuning dapat menyebabkan kematian. Koma yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki.

Koma merupakan komplikasi serius dari penyakit kuning pada bayi. Penanganan yang tepat dapat membantu mencegah koma dan risiko kematian.

Kematian

Kematian merupakan komplikasi paling serius dari penyakit kuning pada bayi. Penyakit kuning yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki, yang dapat menyebabkan kematian.

Salah satu penyebab kematian akibat penyakit kuning adalah kejang. Kejang yang berkepanjangan dapat menyebabkan hipoksia, yaitu kekurangan oksigen di otak. Hipoksia dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak dan memperburuk kondisi penyakit kuning, sehingga dapat menyebabkan kematian.

Penyebab kematian lainnya akibat penyakit kuning adalah koma. Koma adalah kondisi di mana seseorang tidak sadarkan diri dan tidak dapat dibangunkan. Koma dapat disebabkan oleh penumpukan cairan di otak, yang dikenal sebagai edema serebral. Edema serebral dapat meningkatkan tekanan di dalam tengkorak dan menyebabkan kematian.

Penyakit kuning pada bayi merupakan kondisi yang serius dan memerlukan penanganan medis segera. Penanganan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius, termasuk kematian.

Penyebab atau Faktor Risiko Penyakit Kuning pada Bayi

Penyakit kuning pada bayi atau hiperbilirubinemia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika kadar bilirubin, pigmen kuning yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah, menumpuk di dalam darah bayi.

Meskipun umumnya tidak berbahaya, penyakit kuning pada bayi yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian. Berikut adalah beberapa faktor risiko atau penyebab penyakit kuning pada bayi:

  1. Kadar bilirubin tinggi
    Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah bayi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan bayi, infeksi, dan kelainan genetik.
  2. Gangguan fungsi hati
    Hati berperan penting dalam memecah bilirubin. Gangguan fungsi hati, seperti hepatitis atau atresia bilier, dapat menyebabkan penumpukan bilirubin dalam darah.
  3. Kelainan saluran empedu
    Saluran empedu berfungsi untuk mengalirkan bilirubin dari hati ke usus. Kelainan pada saluran empedu, seperti penyumbatan atau atresia, dapat menyebabkan bilirubin menumpuk di hati dan masuk ke aliran darah.
  4. Bayi prematur atau lahir dengan berat badan rendah
    Bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki hati yang kurang matang dan lebih rentan mengalami penyakit kuning karena hati mereka belum dapat memecah bilirubin secara efektif.
  5. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
    Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih berisiko mengalami penyakit kuning karena ASI mengandung kadar beta-glukuronidase yang rendah, yaitu enzim yang membantu memecah bilirubin.
  6. Bayi yang mengalami dehidrasi
    Dehidrasi dapat meningkatkan kadar bilirubin dalam darah karena volume darah berkurang dan konsentrasi bilirubin menjadi lebih tinggi.

Faktor-faktor risiko ini dapat meningkatkan kemungkinan bayi mengalami komplikasi serius akibat penyakit kuning, sehingga penting bagi orang tua untuk mewaspadai gejala-gejala penyakit kuning pada bayi dan segera berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan.

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kuning pada Bayi

Penyakit kuning pada bayi atau hiperbilirubinemia merupakan kondisi yang perlu dicegah dan ditangani dengan tepat untuk menghindari komplikasi serius. Berikut adalah beberapa metode pencegahan dan penanggulangan penyakit kuning pada bayi:

1. Pemberian ASI secara Eksklusif
ASI mengandung kadar beta-glukuronidase yang rendah, yaitu enzim yang membantu memecah bilirubin. Pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dapat membantu menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi dan mencegah penyakit kuning.

2. Fototerapi
Fototerapi adalah terapi cahaya yang digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah. Bayi yang mengalami penyakit kuning akan dijemur di bawah lampu khusus yang memancarkan sinar biru. Sinar biru akan diserap oleh bilirubin dan mengubahnya menjadi bentuk yang lebih mudah larut dalam air dan dapat dikeluarkan melalui urine dan feses.

3. Transfusi Tukar
Transfusi tukar adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengganti darah bayi yang mengandung kadar bilirubin tinggi dengan darah donor yang kadar bilirubinnya rendah. Prosedur ini biasanya dilakukan pada kasus penyakit kuning yang berat dan tidak membaik dengan fototerapi.

4. Pemberian Obat-obatan
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk membantu menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi. Obat-obatan yang biasanya digunakan adalah fenobarbital dan asam ursodeoksikolat.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru