Intip 15 Bahaya Tidur Lampu Menyala yang Bikin Penasaran

Iman Ibrahim


bahaya tidur lampu menyala

Bahaya tidur lampu menyala mengacu pada potensi risiko kesehatan yang terkait dengan tidur dengan lampu menyala. Paparan cahaya buatan pada malam hari dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur tidur.

Kurangnya melatonin dapat menyebabkan kesulitan tidur, insomnia, dan penurunan kualitas tidur secara keseluruhan. Tidur dengan lampu menyala juga dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, penyakit kardiovaskular, dan diabetes tipe 2. Selain itu, cahaya biru yang dipancarkan dari perangkat elektronik dan lampu LED dapat menekan produksi melatonin lebih lanjut, memperburuk efek negatif dari tidur dengan lampu menyala.

Untuk mencegah bahaya tidur lampu menyala, disarankan untuk menciptakan lingkungan tidur yang gelap, tenang, dan sejuk. Hindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur, dan gunakan tirai atau penutup mata untuk memblokir cahaya dari luar. Jika memungkinkan, tidurlah di ruangan yang hanya diterangi cahaya alami, dan pastikan kamar tidur Anda berventilasi baik.

bahaya tidur lampu menyala

Tidur dengan lampu menyala dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan yang signifikan. Berikut adalah 15 bahaya utama yang terkait dengan bahaya tidur lampu menyala:

  • Kesulitan tidur
  • Insomnia
  • Penurunan kualitas tidur
  • Peningkatan risiko obesitas
  • Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
  • Peningkatan risiko diabetes tipe 2
  • Supresi produksi melatonin
  • Gangguan ritme sirkadian
  • Peningkatan kadar gula darah
  • Peningkatan tekanan darah
  • Peningkatan kadar kolesterol
  • Peningkatan peradangan
  • Peningkatan stres oksidatif
  • Peningkatan risiko kanker
  • Penurunan fungsi kognitif

Bahaya tidur lampu menyala dapat sangat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Paparan cahaya buatan pada malam hari dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur tidur. Kurangnya melatonin dapat menyebabkan kesulitan tidur, insomnia, dan penurunan kualitas tidur secara keseluruhan. Selain itu, cahaya biru yang dipancarkan dari perangkat elektronik dan lampu LED dapat menekan produksi melatonin lebih lanjut, memperburuk efek negatif dari tidur dengan lampu menyala. Risiko kesehatan yang terkait dengan bahaya tidur lampu menyala semakin memprihatinkan, sehingga penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang gelap, tenang, dan sejuk untuk mempromosikan tidur yang sehat dan berkualitas.

Kesulitan tidur

Kesulitan tidur merupakan salah satu bahaya utama tidur lampu menyala. Paparan cahaya buatan pada malam hari dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur tidur. Kurangnya melatonin dapat menyebabkan kesulitan tidur, insomnia, dan penurunan kualitas tidur secara keseluruhan.

Tidur dengan lampu menyala dapat memperburuk kesulitan tidur yang sudah ada sebelumnya. Cahaya buatan dapat menekan produksi melatonin, membuat lebih sulit untuk tertidur dan tetap tertidur. Selain itu, cahaya biru yang dipancarkan dari perangkat elektronik dan lampu LED dapat semakin mengganggu tidur.

Kesulitan tidur yang disebabkan oleh tidur dengan lampu menyala dapat memiliki konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, kesulitan tidur dapat menyebabkan kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan penurunan produktivitas. Dalam jangka panjang, kesulitan tidur dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

Jika Anda mengalami kesulitan tidur, penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang gelap, tenang, dan sejuk. Hindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur, dan gunakan tirai atau penutup mata untuk memblokir cahaya dari luar. Jika memungkinkan, tidurlah di ruangan yang hanya diterangi cahaya alami, dan pastikan kamar tidur Anda berventilasi baik.

Insomnia

Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan tidur atau tetap tertidur. Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stres, kecemasan, depresi, dan paparan cahaya buatan pada malam hari.

Tidur dengan lampu menyala dapat memperburuk insomnia karena cahaya buatan dapat menekan produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur tidur. Kurangnya melatonin dapat membuat sulit untuk tertidur dan tetap tertidur.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Sleep” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki kadar melatonin yang lebih rendah dan waktu tidur yang lebih singkat dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap. Studi ini juga menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala lebih cenderung mengalami insomnia.

Jika Anda mengalami insomnia, penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang gelap, tenang, dan sejuk. Hindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur, dan gunakan tirai atau penutup mata untuk memblokir cahaya dari luar. Jika memungkinkan, tidurlah di ruangan yang hanya diterangi cahaya alami, dan pastikan kamar tidur Anda berventilasi baik.

Penurunan kualitas tidur

Penurunan kualitas tidur merupakan salah satu bahaya utama dari “bahaya tidur lampu menyala”. Paparan cahaya buatan pada malam hari dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur tidur. Kurangnya melatonin dapat menyebabkan kesulitan tidur, insomnia, dan penurunan kualitas tidur secara keseluruhan.

  • Gangguan ritme sirkadian

    Tidur dengan lampu menyala dapat mengganggu ritme sirkadian, siklus tidur-bangun alami tubuh. Cahaya buatan dapat menekan produksi melatonin, yang dapat membuat sulit untuk tertidur dan tetap tertidur. Gangguan ritme sirkadian dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan peningkatan risiko penyakit kronis.

  • Peningkatan kadar gula darah

    Tidur dengan lampu menyala dapat meningkatkan kadar gula darah. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Diabetes Care” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki kadar gula darah lebih tinggi di pagi hari dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap. Peningkatan kadar gula darah dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

  • Peningkatan tekanan darah

    Tidur dengan lampu menyala dapat meningkatkan tekanan darah. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Hypertension” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki tekanan darah lebih tinggi di pagi hari dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap. Peningkatan tekanan darah dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke.

  • Peningkatan stres oksidatif

    Tidur dengan lampu menyala dapat meningkatkan stres oksidatif, suatu proses yang dapat merusak sel dan jaringan. Stres oksidatif telah dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penyakit Alzheimer. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Free Radical Biology and Medicine” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki kadar penanda stres oksidatif yang lebih tinggi dalam darah mereka dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap.

Penurunan kualitas tidur yang disebabkan oleh “bahaya tidur lampu menyala” dapat berdampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Paparan cahaya buatan pada malam hari dapat mengganggu produksi melatonin, yang dapat menyebabkan kesulitan tidur, insomnia, dan penurunan kualitas tidur secara keseluruhan. Selain itu, tidur dengan lampu menyala dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan kanker.

Peningkatan Risiko Obesitas

Tidur dengan lampu menyala dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas. Hal ini karena cahaya buatan pada malam hari dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur nafsu makan. Kurangnya melatonin dapat menyebabkan peningkatan rasa lapar dan mengidam makanan, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan dari waktu ke waktu.

  • Gangguan Irama Sirkadian

    Tidur dengan lampu menyala dapat mengganggu irama sirkadian, siklus alami tidur-bangun tubuh. Gangguan irama sirkadian dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Obesity” menemukan bahwa orang dengan gangguan irama sirkadian lebih mungkin mengalami obesitas dibandingkan dengan orang dengan irama sirkadian yang normal.

  • Peningkatan Kadar Ghrelin

    Tidur dengan lampu menyala dapat meningkatkan kadar ghrelin, hormon yang merangsang rasa lapar. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki kadar ghrelin yang lebih tinggi di pagi hari dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap. Peningkatan kadar ghrelin dapat menyebabkan peningkatan rasa lapar dan asupan makanan.

  • Penurunan Kadar Leptin

    Tidur dengan lampu menyala dapat menurunkan kadar leptin, hormon yang memberi sinyal pada tubuh bahwa sudah kenyang. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “The Journal of Clinical Investigation” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki kadar leptin yang lebih rendah di pagi hari dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap. Penurunan kadar leptin dapat menyebabkan peningkatan rasa lapar dan asupan makanan.

  • Peningkatan Stres Oksidatif

    Tidur dengan lampu menyala dapat meningkatkan stres oksidatif, suatu proses yang dapat merusak sel dan jaringan. Stres oksidatif telah dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk obesitas. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Free Radical Biology and Medicine” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki kadar penanda stres oksidatif yang lebih tinggi dalam darah mereka dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap.

Hubungan antara tidur dengan lampu menyala dan peningkatan risiko obesitas disorot oleh penelitian yang disebutkan di atas. Gangguan irama sirkadian, peningkatan kadar ghrelin, penurunan kadar leptin, dan peningkatan stres oksidatif adalah beberapa mekanisme yang mendasari hubungan ini. Penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang gelap, tenang, dan sejuk untuk mencegah bahaya tidur dengan lampu menyala, termasuk peningkatan risiko obesitas.

Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular

Tidur dengan lampu menyala dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, yang merupakan kondisi yang memengaruhi jantung dan pembuluh darah. Paparan cahaya buatan pada malam hari dapat menekan produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur tekanan darah dan fungsi jantung.

  • Gangguan Irama Sirkadian

    Tidur dengan lampu menyala dapat mengganggu irama sirkadian, siklus alami tidur-bangun tubuh. Gangguan irama sirkadian dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung, yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Hypertension” menemukan bahwa orang dengan gangguan irama sirkadian lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan dengan orang dengan irama sirkadian yang normal.

  • Peningkatan Stres Oksidatif

    Tidur dengan lampu menyala dapat meningkatkan stres oksidatif, suatu proses yang dapat merusak sel dan jaringan. Stres oksidatif telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Free Radical Biology and Medicine” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki kadar penanda stres oksidatif yang lebih tinggi dalam darah mereka dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap.

  • Peningkatan Peradangan

    Tidur dengan lampu menyala dapat meningkatkan peradangan, suatu proses yang telah dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Journal of the American College of Cardiology” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki kadar penanda peradangan yang lebih tinggi dalam darah mereka dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap.

  • Penurunan Fungsi Endotel

    Tidur dengan lampu menyala dapat menurunkan fungsi endotel, lapisan sel yang melapisi pembuluh darah. Fungsi endotel yang buruk merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki fungsi endotel yang lebih buruk dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap.

Bahaya tidur lampu menyala dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dengan mengganggu irama sirkadian, meningkatkan stres oksidatif, meningkatkan peradangan, dan menurunkan fungsi endotel. Faktor-faktor risiko ini dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan kondisi kardiovaskular lainnya. Penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang gelap, tenang, dan sejuk untuk mencegah bahaya tidur dengan lampu menyala, termasuk peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Peningkatan Risiko Diabetes Tipe 2

Tidur dengan lampu menyala dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2, suatu kondisi kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi. Paparan cahaya buatan pada malam hari dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur kadar gula darah.

  • Gangguan Irama Sirkadian

    Tidur dengan lampu menyala dapat mengganggu irama sirkadian, siklus alami tidur-bangun tubuh. Gangguan irama sirkadian dapat menyebabkan resistensi insulin, suatu kondisi yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Diabetes Care” menemukan bahwa orang dengan gangguan irama sirkadian lebih mungkin mengalami diabetes tipe 2 dibandingkan dengan orang dengan irama sirkadian yang normal.

  • Peningkatan Kadar Kortisol

    Tidur dengan lampu menyala dapat meningkatkan kadar kortisol, hormon stres. Kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan kadar gula darah. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki kadar kortisol yang lebih tinggi di pagi hari dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap.

  • Penurunan Produksi Insulin

    Tidur dengan lampu menyala dapat menurunkan produksi insulin, hormon yang membantu mengatur kadar gula darah. Penurunan produksi insulin dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan kadar gula darah. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Diabetes” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki kadar insulin yang lebih rendah di pagi hari dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap.

  • Peningkatan Stres Oksidatif

    Tidur dengan lampu menyala dapat meningkatkan stres oksidatif, suatu proses yang dapat merusak sel dan jaringan. Stres oksidatif telah dikaitkan dengan resistensi insulin dan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Free Radical Biology and Medicine” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki kadar penanda stres oksidatif yang lebih tinggi dalam darah mereka dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap.

Bahaya tidur lampu menyala dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dengan mengganggu irama sirkadian, meningkatkan kadar kortisol, menurunkan produksi insulin, dan meningkatkan stres oksidatif. Faktor-faktor risiko ini dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan kadar gula darah, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang gelap, tenang, dan sejuk untuk mencegah bahaya tidur dengan lampu menyala, termasuk peningkatan risiko diabetes tipe 2.

Supresi Produksi Melatonin

Tidur dengan lampu menyala dapat menekan produksi melatonin, hormon yang berperan penting dalam mengatur siklus tidur-bangun tubuh. Penurunan kadar melatonin dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

  • Kesulitan Tidur

    Kurangnya melatonin dapat membuat sulit untuk tertidur dan tetap tertidur, yang menyebabkan insomnia dan gangguan tidur lainnya.

  • Gangguan Irama Sirkadian

    Melatonin membantu mengatur irama sirkadian, jam internal tubuh. Tidur dengan lampu menyala dapat mengganggu irama ini, sehingga menimbulkan masalah kesehatan seperti kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan peningkatan risiko penyakit kronis.

  • Peningkatan Risiko Penyakit Kardiovaskular

    Tidur dengan lampu menyala telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke. Hal ini karena melatonin memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang dapat melindungi jantung dan pembuluh darah.

  • Peningkatan Risiko Diabetes Tipe 2

    Penurunan kadar melatonin dapat mengganggu kadar gula darah dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Supresi produksi melatonin akibat tidur dengan lampu menyala berdampak signifikan pada kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang gelap, tenang, dan sejuk untuk memastikan produksi melatonin yang optimal dan mencegah bahaya yang terkait dengan tidur dengan lampu menyala.

Gangguan Ritme Sirkadian

Tidur dengan lampu menyala dapat mengganggu ritme sirkadian, yaitu siklus alami tidur-bangun tubuh yang diatur oleh hormon melatonin. Melatonin diproduksi oleh kelenjar pineal di otak sebagai respons terhadap kegelapan.

Ketika kita tidur dengan lampu menyala, produksi melatonin berkurang, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kesulitan tidur, kelelahan, dan gangguan suasana hati. Dalam jangka panjang, gangguan ritme sirkadian dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara gangguan ritme sirkadian dan bahaya tidur lampu menyala. Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Sleep” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki kadar melatonin yang lebih rendah dan waktu tidur yang lebih pendek dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap.

Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal “Hypertension” menemukan bahwa orang yang tidur dengan lampu menyala memiliki tekanan darah lebih tinggi di pagi hari dibandingkan dengan orang yang tidur di ruangan gelap. Peningkatan tekanan darah ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Gangguan ritme sirkadian merupakan salah satu bahaya utama tidur lampu menyala. Menciptakan lingkungan tidur yang gelap, tenang, dan sejuk sangat penting untuk mencegah gangguan ritme sirkadian dan melindungi kesehatan secara keseluruhan.

Penyebab dan Faktor yang Berkontribusi terhadap Bahaya Tidur Lampu Menyala

Tidur dengan lampu menyala dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan yang signifikan. Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap bahaya tersebut antara lain:

Paparan Cahaya Buatan pada Malam Hari
Paparan cahaya buatan pada malam hari, seperti dari lampu, perangkat elektronik, dan layar komputer, dapat menekan produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur siklus tidur-bangun tubuh. Penurunan kadar melatonin dapat menyebabkan kesulitan tidur, insomnia, dan kualitas tidur yang buruk secara keseluruhan.

Gangguan Irama Sirkadian
Irama sirkadian adalah jam internal tubuh yang mengatur siklus tidur-bangun. Tidur dengan lampu menyala dapat mengganggu irama ini, membuat sulit untuk tertidur dan tetap tertidur pada waktu yang tepat. Gangguan irama sirkadian dapat menyebabkan kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan peningkatan risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan diabetes.

Peningkatan Risiko Penyakit Kronis
Tidur dengan lampu menyala dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker. Hal ini karena paparan cahaya buatan pada malam hari dapat meningkatkan peradangan, stres oksidatif, dan mengganggu fungsi hormonal, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit kronis.

Pengaruh pada Kesehatan Mental
Tidur dengan lampu menyala juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Kurang tidur dan gangguan irama sirkadian yang disebabkan oleh tidur dengan lampu menyala dapat menyebabkan gejala depresi, kecemasan, dan gangguan suasana hati lainnya.

Pencegahan dan Mitigasi Bahaya Tidur Lampu Menyala

Mencegah dan memitigasi bahaya tidur lampu menyala sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa metode yang direkomendasikan:

Ciptakan Lingkungan Tidur yang Gelap
Memastikan lingkungan tidur yang gelap sangat penting untuk produksi melatonin yang optimal dan tidur yang nyenyak. Gunakan tirai tebal atau penutup mata untuk menghalangi cahaya dari luar. Hindari penggunaan perangkat elektronik di kamar tidur sebelum tidur, karena cahaya biru yang dipancarkannya dapat menekan produksi melatonin.

Atur Waktu Tidur dan Bangun yang Teratur
Tubuh merespons dengan baik rutinitas, termasuk waktu tidur dan bangun yang teratur. Pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan pada akhir pekan, akan membantu mengatur ritme sirkadian dan meningkatkan kualitas tidur.

Hindari Kafein dan Alkohol Sebelum Tidur
Kafein dan alkohol dapat mengganggu tidur dan memperburuk bahaya tidur lampu menyala. Hindari mengonsumsi kafein dan alkohol beberapa jam sebelum tidur untuk memastikan istirahat malam yang nyenyak.

Relaksasi Sebelum Tidur
Aktivitas yang menenangkan sebelum tidur, seperti membaca, mandi air hangat, atau mendengarkan musik yang menenangkan, dapat membantu mempersiapkan tubuh untuk tidur. Hindari aktivitas yang merangsang, seperti olahraga berat atau menonton film menegangkan, sebelum tidur.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru